Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Saya teringat dengan buku lama yang berjudul 'Mereka Berani Bicara - Menggugat Dominasi Lobi Yahudi' karangan Paul Findley, seorang anggota kongres AS tahun 80'an, bercerita tentang kekuatan lobby Yahudi di dunia politik Amerika Serikat, termasuk cara-cara yang dipakai mereka untuk menekan dan mempengaruhi masyarakat dan politisi. Jumlah orang Yahudi yang hanya 2,5% dari populasi penduduk di AS ternyata tidak menghalangi Yahudi Amerika untuk berkuasa disana. Salah satu cara yang mereka pakai terlihat pada kutipan ini :

=="Beberapa tahun yang lalu, misalnya, seratus telegram berisi kata-kata serupa dikirim kepada senator Adlai E. Stevenson dari Illinois, memprotes legislasi (mengatur bantuan kepada Israel - pen) yang sedang dia usulkan. Telegram-telegram ini bernomer seri urut, menunjukkan bahwa semuanya dikirim oleh satu orang, walaupun namanya berbeda-beda. Pada masa itu juga, senator Abraham Ribicoff (Connecticut) menerima dua puluh delapan telegram. Semuanya berisi kata-kata sama dan biayanya dibebankan pada sebuah nomer telepon yang sama di Hartford, tapi nama para pengirimnya berlainan.

Bahkan dua atau tiga panggilan telepon dapat menciptakan gambaran seolah banyak sekali penduduk yang memprotes, meskipun barangkali jumlah protes sesungguhnya hanyalah sebanyak orang yang menelepon itu saja. Pada tahun 1983, sejumlah kecil deringan telepon sudah mampu mendorong empat belas kongreswan muda untuk mengambil langkah luar biasa, membalik suara  mereka mengenai legislasi yang mengatur bantuan buat Israel."==

Mengamati berita keberadaan pasukan dunia maya semisal panasbung, dll termasuk cara-cara yang dipakai untuk membully lawan politik dari tokoh yang dibela, saya bisa melihat benang merah dari strategi Yahudi di AS dalam bentuknya yang lebih maju dan modern. Kemudahan mengalirnya informasi dan gampang diakses oleh masyarakat membuat cara seperti ini sangat efektif untuk mempengaruhi opini publik, terutama bagi orang-orang yang gamang dengan pilihan politik mereka. Sistem demokrasi menempatkan opini publik sebagai hal yang menentukan, dan opini publik salah satunya harus digiring dengan 'badai' informasi yang dilakukan terus-menerus. Amerika Serikat memberikan pelajaran buat negeri ini bahwa pola yang terjadi sebenarnya sama saja, hanya teknologinya yang berubah. kalau dulu telepon dan telegram yang dipakai, sekarang ini ada medsos, e-mail, dll.

Kondisi ini bisa membuat keadaan setiap individu menjadi riskan dan penuh resiko, anda bisa saja terjebak melakukan penilaian yang benar menjadi salah, atau sebaliknya yang salah terlihat benar, bahkan sering hal tersebut dilakukan tanpa sadar.

Lalu bagaimanakah kita bisa selamat dari jebakan terpaan arus informasi seperti ini..? agar kita bisa selamat menjalani kehidupan dunia dan akhirat kita..? Silahkan dijawab sendiri..


0 komentar: