Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Beberapa tahun lalu saya membeli kitab tafsir Al-Mishbah karya ustadz ahli tafsir Quraish Shihab, lengkap 15 jilid. Maksudnya tentu untuk dibaca, dipahami isinya, agar pengetahuan agama Islam yang saya miliki bisa lebih mendalam, agar kualitas keimanan saya bisa lebih hebat. Ketika saya mulai membaca dari jilid 1, mulai dari surat Al-Fatihah, hasilnya cuma mengantuk dan bosan. Kalau waktu itu anda ada disamping saya lalu menyuruh untuk mengulangi apa yang dibaca, kemungkian besar anda akan berhadapan dengan muka yang bengong, karena saya sendiri bingung mau menjelaskan apa. Kurang dari 10 halaman tafsir tentang Al-Fatihah tersebut, mungkin hanya 10 persen yang masuk ke otak. Alhasil diwaktu berikutnya, kitab tafsir Al-Mishbah yang sudah dibeli dengan mahal hanya menjadi pajangan di rak buku, berdebu karena lama tidak disentuh. Tahukah anda kapan akhirnya saya kembali membolak-balik kitab tersebut dan sampai sekarang tidak pernah berhenti membacanya..? 15 jilid tafsir Al-Mishbah sekarang ini ada disamping komputer, sering dibaca dan dibolak-balik mencari ayat-ayat tertentu. Bukan cuma itu, saya bahkan menambahnya dengan serangkaian kitab tafsir yang lain, ada tafsir Ibnu Katsir, tafsir Fi Zilali Qur'an karangan Sayyid Qutb, tafsir Jalalain, ditambah buku-buku Islam lain yang membahas soal hadits, sejarah Islam, Shirat Nabawiyah bahkan kamus bahasa Arab Al-Munawwir. 

'Kegilaan' ini dimulai ketika saya terpancing terjun terlibat dalam debat di forum-forum lintas agama yang banyak tersedia di internet. Awal mulanya hanya karena emosi disaat secara kebetulan saya iseng-iseng membaca-baca debat yang ada. Sebelumnya saya tidak begitu tertarik, alasannya karena 'takut terpengaruh' dan bisa menjadi murtad membaca argumentasi dari non-Muslim yang kelihatannya sudah terlatih mempelajari agama Islam di gereja mereka, mungkin materi pelajaran 'memelintir ayat Al-Qur'an' sudah menjadi kurikulum wajib di seminari-seminari sehingga pemahaman dan referensi mereka jauh lebih lengkap dibandingkan pengetahuan saya terhadap ajaran agama sendiri. Sekalipun saya tergolong Muslim 'asal-asalan' dengan pemahaman agama yang 'ala kadarnya', namun hati tidak rela membaca tulisan non-Muslim yang secara sembarangan menghina Allah, nabi Muhammad, ajaran Islam, Al-Qur'an dan hadits. 

Banyak dari tulisan yang saya baca telah memperlakukan ajaran islam secara tidak adil, memfitnah dan dari sudut pandang pengetahuan agama saya yang sangat kurang, jelas merupakan pelintiran. Belum lagi hujatan dan caci-maki yang menghina Allah serta nabi Muhammad dengan tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal, sampai saya membathin sendiri :"Kalau apa yang dituduhkan mereka tersebut memang benar, pasti saat ini ajaran Islam sudah lenyap karena ditinggalkan orang. Sebusuk-busuknya manusia, mereka tidak mungkin mengikuti suatu ajaran yang dituduh menyuruh memancung leher musuh dimanapun ditemui, menyiksa wanita, menghalalkan berbohong dan menipu, dst..", mana ada yang mau mengikuti ajaran seperti itu..? bahkan bandit yang paling keji-pun mikir-mikir mau jadi pengikutnya. Faktanya, bahkan gelombang manusia yang beralih memeluk Islam justru datang dari kalangan intelektual yang berpendidikan di Eropah dan Amerika, kebanyakan bukan melalui paksaan ataupun motivasi duniawi, tapi karena mereka berinteraksi dengan Al-Qur'an, hadits dan nilai-nilai Islam yang dipraktekkan oleh pemeluk-pemeluknya.