Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Beberapa tahun lalu masjid di kompleks perumahan tempat saya tinggal punya kebiasaan yang lucu. Ketika mengerjakan shalat fardhu, para jamaah saling tengok dan dorong-dorongan untuk disuruh menjadi imam, khususnya untuk shalat Maghrib, "isya dan Shubuh yang bacaaannya memang harus dikeraskan. Kadang-kadang ini jadi masalah karena seseorang nyeletuk :"jangan saya terus donk.., giliran yang lain juga..", karena ada kebiasaan ketika seseorang bersedia jadi imam shalat, maka berikutnya dia terus-terusan yang ditunjuk. Mungkin karena hapalan terbatas akhirnya bacaan ayat Al-Qur'anya itu-itu saja.

Belum lagi kalau kebetulan yang bersedia jadi imam tersebut mempunyai bacaan yang 'ala kadarnya', selain hapalannya tidak banyak, bacaannya juga kurang pas makhrajnya, belum lagi irama bacaannya yang mirip lagunya campursari Didi Kempot..

Akhirnya DKM masjid menemukan solusi agar ini tidak terjadi lagi. Kami merekrut tenaga profesional untuk menjadi imam shalat tetap, lulusan pesantren, hapalannya banyak, irama bacaan Al-Qur'annya bagus. DKM menggaji bulanan yang diambil dari sumbangan tetap jamaah penghuni kompleks. Kebetulan untuk mengumpulkan 2-3 juta secara rutin sebulan tidak ada masalah, itu diluar infak, sadakah dan zakat lainnya.

Adanya imam shalat dengan hapalan dan bacaan yang mumpuni membuat ibadah shalat menjadi nikmat, tidak ada lagi tengok kiri-kanan sebelum shalat, semuanya tertib, merasa aman mendengar ayat Al-Qur'an dibacakan dengan benar.

Selain itu, pak Imam ternyata bermanfaat banyak bagi penghuni kompleks, selain mengimami shalar fardhu, beliau juga mengajar pada taman pendidikan baca Al-Qur'an untu anak-anak yang diselenggarakan oleh masjid, Belum lagi ada jadwal untuk memberikan les privat terhadap beberapa keluarga dalam kompleks perumahan, baik untuk anak-anak mereka maupun diri mereka sendiri.

Jumlah masjid dan mushola diseluruh Indonesia berjumlah kira-kira 730.000 buah (menurut data kemenag tahun 2013), bayangkan kalau seperempatnya mau merekrut dan menggaji tenaga profesional untuk menjadi imam shalat, bisa membuka 175 ribu lapangan kerja untuk tenaga lulusan pesantren.@


0 komentar: