Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Seorang pengacara yang handal bukan hanya mereka yang mengetahui aturan hukum tapi lebih dari itu punya kemampuan untuk mencari celah dalam sistem hukum tersebut, lalu mampu meloloskan klien dari jeratan hukum melalui cara yang tidak melanggar hukum.

Namun seorang Muslim yang baik bertolak-belakang ketika berhadapan dengan hukum Allah, alih-alih mau mencari celah agar hukum tersebut bisa diperalat untuk bisa menyalurkan hawa nafsunya, Muslim yang baik akan selalu berusaha mencari cara untuk mematuhi aturan hukum Allah dengan meninggalkan yang subhat/keraguan yang muncul dari penafsiran akal pikirannya.

Ketika Allah dan rasul-Nya mengatakan 'jangan memilih kafir jadi awliya', atau 'haram memakan babi' atau 'jangan bertindak menyerupai orang kafir', dll, maka larangan adalah larangan, tidak usah akal pikiran kemudian mempermak aturan hukum tersebut sehingga kata 'jangan' menjadi 'boleh'.

Kalaupun anda berada dalam keadaan memaksa yang tidak bisa mengelak untuk melakukan apa yang dilarang, maka silahkan dikerjakan berdasarkan kalkulasi subjektif anda terhadap kondisi tersebut, karena Allah menetapkan hukumnya memang sebatas kemampuan kita untuk menjalankannya, haramnya makan babi juga ada keringanan, boleh dalam keadaan terpaksa. Anda kebetulan merupakan tokoh politik atau tokoh masyarakat yang harus berusaha berdiri diatas semua golongan, dan terpaksa harus mengucapkan selamatan natal, atau takut kehilangan pekerjaan sehingga harus memakai atribut natal, atau terpaksa memilih pemimpin kafir karena tidak punya pilihan lain, silahkan lakukan, tapi tidak perlu mencari-cari dalil lalu menyesuaikan penafsiran agar mendukung kondisi keterpaksaan tersebut menjadi sesuatu yang dibenarkan, bahkan ikut berusaha meyakinkan orang lain yang belum tentu punya situasi keterpaksaan yang sama dengan anda.

Tidak perlu memelintir hukum Allah dalam usaha untuk 'menenteramkan hati' seolah-olah pelanggaran yang dilakukan punya landasan dalil.

Jangan berlagak seperti pengacara handal dalam berhadapan dengan hukum Allah, karena aturan Allah adalah 'kebanggaan' kita, untuk dilaksanakan sekuat tenaga, makin sempurna kita menjalankannya makin membuktikan adanya rasa bangga kita terhadap hukum Allah tersebut. Sebaliknya ketika kita mempermak dan memelintir aturan-aturan tersebut agar bisa mengikuti nilai-nilai yang ditetapkan manusia, makin luntur kebanggaan kita.

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Al-Mukminuun: 71)


0 komentar: