Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Ketika membaca ayat Al-Qur'an yang kebetulan tidak sejalan dengan tuntunan hawa nafsunya seperti Al-Maidah 51 :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

'kemampuan intelektualnya' langsung muncul dan mengatakan :"Kita harus memiliki ilmu yang cukup untuk memahami Al-Qur'an, jangan menafsirkan ayat secara tekstual, tapi harus konseptual.". Lalu untuk mendukung 'kemampuan intelektualnya' tersebut, kaum liberal ini mengutip ayat lain  Al-Maidah 8 : 

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Kali ini membaca ayatnya tidak pakai kontekstual, tidak perlu adanya kemampuan intelektual dan cukup memahami apa yang tertulis atau menafsirkan secara tekstual. Karena kebetulan dengan cara tersebut bunyi ayat Al-Qur'an sudah sejalan dengan keinginan hawa nafsunya sendiri..

Kesimpulan : mau kontekstual atau tekstual, mau melengkapi dengan ilmu atau tidak, dilihat kondisinya. Ini yang namanya memperalat ayat-ayat Al-Qur'an.


0 komentar: