Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Dalam bukunya 'The Road to Mecca', Muhammad Asad yang waktu itu masih kafir namun sudah banyak mendalami Al-Qur'an melalui interaksinya dengan masyarakat Arab, menceritakan pengalamanya ketika bersama istri menaiki subway disalah satu kota Eropah. Dia mengamati penumpang disekeliling, waktu itu selesai perang dunia II masyarakat Eropah sedang bangkit secara ekonomi, ada kemakmuran materi karena semua orang mengejar-ngejarnya. Dia melihat penunpang disekeliling merupakan orang-orang yang mapan dengan penampilan keren namun ketajaman pandangan matanya menemukan adanya kesuraman dibalik wajah-wajah yang dibungkus pakaian bagus, menyimpan penderitaan sangat, saking dalamnya tertanam dalam lubuk hati mereka sampai-sampai dia memperkirakan yang bersangkutan sendiri mungkin tidak menyadari kalau mereka sedang menderita.

Muhammad Asad lalu menceritakan hal ini kepada istri yang duduk disebelahnya, dan sang istri ternyata juga menangkap hal yang sama, dan keduanya takjub melihat kondisi seperti ini.

Ketika sampai dirumah, kebetulan dia mendekati meja kerja yang masih berantakan. Terdapat kitab Al-Qur'an yang belum selesai dibacanya, terbuka pada suatu halaman. Secara reflek dia lalu mengambil kitab tersebut untuk merapikan dan meletakkan ke rak buku, namun sebelum menutup Al-Qur'an yang terbuka tersebut, terbaca suatu ayat :

QS 102 :10-8 "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)."

Secara tidak sadar hatinya bergetar dan dia tidak mampu berkata-lkata karena ayat tersebut merupakan jawaban terhadap keadaan yang dia temukan dan lihat sendiri dengan mata kepalanya ('ainul yaqin). Dia lalu mengkaitkan dengan informasi tentang akan turunnya Dajal diakhir jaman, sosok makhluk yang akan memporak-porandakan manusia, dan memiliki hanya satu mata.

Muhammad Asad menyimpulkan bahwa gambaran Dajal tersebut merupakan perumpamaan yang diramalkan oleh nabi Muhammad, sosok ini bukanlah berupa manusia atau makhluk hidup, tapi merupakan suatu ideologi atau paham yang melulu memandang suatu kesuksesan hanya dari satu sisi, yaitu kesuksesan materi. manusia akan dimasuki Dajal ketika mereka menilai apapun yang ada di dunia, mengukur keberhasilan, membanggakan diri, menentukan tinggi atau rendahnya derajat seseorang berdasarkan kemampuan materi yang mereka miliki. Sikap ini memunculkan penderitaan bathin bagi orang-orang karena sudah berjalan tidak lagi sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk spiritual. Manusia sudah menyingkirkan aspek ruhaniah mereka, lalu memasangnya dalam menjalani hidup.

Menurut Muhammad Asad, Dajal yang diramalkan oleh Rasulullah tersebut sebenarnya sudah datang, dia ada dalam hati banyak manusia, dan memunculkan penderitaan bathin..

Dia lalu mengatakan hal ini kepada istrinya, bahwa tidak mungkin ayat-ayat tersebut berasal dari seorang manusia karena mampu menggambarkan kejadian diabad 20 secara persis. Ini pasti datang dari suatu kecerdasan yang jauh lebih tinggi.

Setelah peristiwa tersebut Muhammad Asad dan istrinya mengucapkan syahadat, menyerahkan diri kedalam naungan Islam..


0 komentar: