Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Acara Khalifah Di Trans7 pagi ini berbicara tentang penyair dijaman Rasulullah. Ternyata kedudukan para penyair, baik dari pihak Islam maupun kaum kafir mengambil peranan penting dalam konflik panjang yang terjadi pada masa kenabian beliau. Karena dijaman tersebut belum ada media massa seperti koran dan majalah, belum ada media sosial seperti facebook, twitter dan instagram, maka syair berfungsi sebagai sarana penyebar informasi, bertujuan mengkonsolidasikan kekuatan, memupuk semangat berperang, menyebarkan kebenaran yang dianut, sekaligus berusaha melemahkan semangat pihak lawan.

Begitu penting dan berbahayanya posisi penyair ini dalam konflik, maka Allah sampai mengingatkan kita tentang mereka dalam Al-Quran QS 26:221-226, bahwa para penyair dari kaum kafir mempunyai hubungan langsung dengan syaitan, menyebarkan informasi dusta lalu diikuti oleh orang-orang yang sesat (dalam istilah sekarang mereka yang memproduksi hoax dan diikuti oleh netizen yang memviralkan berita bohong atas dasar kebencian dan berpihak kepada orang kafir). Dan pada ayat selanjutnya Allah menjelaskan bagaimana posisi dari para penyair dari kaum beriman :

"Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah terzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang-orang kafir). Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali."
(QS. Asy-Syu'ara' 26: Ayat 227)

Di jaman sekarang, para penyair itu adalah anda-anda yang menulis di media sosial, berusaha mengcounter setiap propaganda musuh Islam yang menyebar hoax dan fitnah, bertujuan melemahkan semangat kita untuk membela agama, memecah-belah dan adu domba. Dan secara internal menulis untuk mempersatukan umat, menyebar petunjuk para ulama, mengkonsolidasikan kekuatan untuk bergerak bersama-sama.


0 komentar: