Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Menurut penelitian Bank Dunia, tahun 2010 kelompok kelas menengah di Indonesia sudah berjumlah 50% dari total penduduk. Mereka terdiri dari kalangan profesional, pengusaha menengah, pegawai negeri dan karyawan dengan ciri-ciri mobilitas tinggi, punya rumah dipinggiran kota atau apartment, punya waktu buat belanja di mall dan liburan, nonton di bioskop 21 dan jadwal makan dengan keluarga di restoran.

Kelas menengah juga rewel menuntut kenyamanan hidup, lingkungan yang tidak mau diganggu aktifitas sosial namun juga tidak suka merecoki urusan orang, cenderung apolitis dan dari aspek spiritual lebih condong mengusung nilai-nilai universal yang berlaku seperti HAM, toleransi, kesetaraan gender, bahkan sering nilai-nilai ini dipakai dengan menyingkirkan aturan agama yang dianggap sudah tidak sejalan.

Kelas menengah juga gampang meledak begitu merasa ada yang akan mengganggu kenyamanan hidup mereka. Makanya mereka nyinyir dengan tindakan pemerintah suatu daerah yang memberikan keberpihakan kepada kelompok masyarakat miskin dengan mengorbankan sedikit kenikmatan yang sudah didapat. Maka memberikan badan jalan untuk PKL, menopang kegiatan becak dikampung-kampung Jakarta dengan ijin terbatas, merupakan kebijakan yang mengganggu kenyamanan tersebut.

Bagi saya, penguasa harus terus berpihak kepada rakyat miskin, memberi alternatif agar mereka bisa mencari nafkah. Kalau bukan dengan dukungan penguasa, lalu kepada siapa lagi mereka harus menyandarkan diri.


0 komentar: