Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Pertanyaan bisa kita ajukan ;”Kalau Lady Gaga ditolak dengan salah satu alasan mengumbar aurat, maka seharusnya umat Islam di Indonesia juga menolak kedatangan Inter Milan, lihat saja para pemainnya yang juga mempertontonkan aurat, memakai celana pendek diatas lutut…”. Perlu diketahui bawa batasan aurat dalam ajaran Islam bagi laki-laki adalah dari pusar hingga lutut. Faktanya tidak ada yang meributkan kedatangan klub sepakbola manapun yang berkunjung ke Indonesia, padahal mereka semuanya datang dengan ‘mempertontonkan’ aurat. Maka kita bisa menyimpulkan bahwa penolakan terhadap Lady Gaga pasti punya alasan lain yang lebih mendasar. 

Sebenarnya alasan yang paling tepat mengapa umat Islam Indonesia menolak penyanyi ini terkait dengan simbol, bahwa Lady Gaga yang dimanifestasikan melalui corak pertunjukan, syair lagu dan sikap hidupnya merupakan pencitraan dari penentangan terhadap nilai-nilai agama. Kita harus melihat sosoknya berdasarkan ‘the whole package’- nya. Sikap yang diambil oleh penampilan Lady Gaga adalah sikap yang berseberangan dengan nilai-nilai agama yang kita yakini, soal aurat termasuk didalamnya. Islam mengajarkan kesopanan, Lady Gaga menyerukan ‘kesopanan’ yang sebaliknya (saya tidak memakai istilah ketidak-sopanan karena bisa 7 hari 7 malam menentukan batasan soal ini), Islam mengajarkan kita untuk melawan syaitan, Lady Gaga sebaliknya, berkompromi dengan syaitan, Islam mengajarkan kesadaran dan sikap yang terkontrol, Lady Gaga mengajak pengikutnya untuk bertindak sebaliknya. Dari seluruh aspek penampilannya, penyanyi ini mengambil posisi yang menentang agama. Maka itulah alasan yang tepat untuk menolak kedatangannya di negeri ini yang mayoritas beragama Islam. 

Sebenarnya Lady Gaga tidak hanya merupakan simbol yang berseberangan dengan ajaran Islam saja, seorang Kristen menyatakan bahwa Lady Gaga adalah penghujat Tuhan, dalam video klip-nya selalu ada simbol-simbol syaitan seperti pentagram, salib terbalik, mata satu, dll yang menunjukkan penentangannya terhadap ajaran Kristen. Maka logisnya reaksi umat Islam seharusnya juga didukung oleh rekan-rekan beragama Kristen karena baik Islam maupun Kristen berada pada posisi yang sama, sebagai pihak yang dilawan oleh Lady Gaga. Dalam hal ini kita hanya punya 2 pilihan sikap, menolak kedatangannya berarti telah bersikap sesuai ajaran agama, tidak menolak kedatangan Lady Gaga artinya membiarkan simbol penentang agama tersebut bekerja menyebarkan pengaruhnya, tidak peduli apakah pengaruh tersebut berhasil ‘menambah pengikut’ atau tidak. Penolakan tidak hanya cukup dengan berdo’a di rumah ibadah saja, atau berkhotbah didepan jemaat. Tindakan nyata perlu dilakukan untuk menunjukkan eksistensi tentang adanya sikap yang tidak setuju dengan simbol yang dibawa oleh penyanyi tersebut di negeri ini. 

Bisa saja pihak Kristen tidak setuju dengan tindakan ormas Islam yang dianggap telah ‘menekan’ aparat pemerintah agar bertindak sesuai aspirasi mereka, namun lagi-lagi ini juga merupakan pilihan, ketika aparat misalnya memutuskan untuk mengijinkan si penyanyi tersebut mentas-pun, itu juga diartikan aparat telah tunduk kepada pihak yang mendukung simbol syaitan tersebut. Tindakan juga bisa dilakukan dengan tidak harus meniru reaksi ormas Islam yang dianggap tidak tepat, umat Kristen bisa bicara lewat media, atau mengadakan demo damai, banyak cara yang bisa dilakukan. 

Namun sampai sekarang yang saya lihat, umat Kristen hanya menonton, bahkan alih-alih menunjukkan sikap yang jelas terhadap simbol yang diumbar oleh Lady Gaga tersebut, malah lebih ribut mengalihkan ‘sasaran tembak’ mempermasalahkan reaksi ormas Islam dalam mensikapi kedatangan penyanyi tersebut. Ini sama saja dengan 'mengambil tempat duduk' pada sisi pihak yang mendukung kedatangan si penghujat Kristen tersebut disini.. 

Saya betul-betul tidak mengerti…


0 komentar: