Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Kebiasaan orang-orang yang mempertanyakan ajaran Islam tentang pernyataan Allah yang menyesatkan manusia adalah dengan mengambil ‘ujung’ dari suatu ayat, memotong-motong ayat lalu mengajukan pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban :”Jadi dalam Islam, Allah-lah yang menyesatkan manusia. Bukan main.., mengapa Tuhan anda tidak memberikan kasih-Nya agar manusia yang tersesat itu bisa diselamatkan..??”. Sudah jelas, orang yang bertanya tidak akan membutuhkan jawabannya karena sasaran sudah tercapai, menyampaikan tuduhan bahwa Islam mengajarkan Allah menyesatkan manusia yang dikehendaki-Nya, buktinya memang ada kalimat yang persis sama dalam Al-Qur’an menyatakan hal tersebut. 

Penjelasan soal ini sebenarnya mudah, dibaca saja ayatnya dengan lengkap, maka kita akan menemukan bahwa pernyataan ‘Allah menyesatkan siapapun yang Dia kehendaki’ merupakan ‘ujung’ dari suatu penjelasan. Sebelumnya Allah memberikan informasi tentang kelakuan manusia yang memilih sikap untuk menentang dan durhaka kepada Allah. Misalnya saja surat al-An’am 3 yang menyatakan ‘Barangsiapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya’, merupakan ujung dari penjelasan pada kalimat sebelumnya ‘Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita’, artinya : bagi anda yang memilih untuk mendustakan ayat-ayat Allah maka anda akan dibikin pekak, bisu, buta oleh Allah, maka Allah berdasarkan pilihan anda tersebut telah memberikan ketetapan untuk menyesatkan anda. 

Atau silahkan dilihat ayat lain seperti surat ar-Ra’d 27 yang menyatakan ‘Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki’, bacalah ayat sebelumnya, tindakan Allah untuk menyesatkan orang yang dikehendaki-Nya dikaitkan dengan kelakuan manusia sendiri yang telah memilih untuk ingkar kepada Allah, dikatakan ‘orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh’, dan juga ‘orang yang mengadakan kerusakan dimuka bumi’, itulah orang yang disesatkan oleh Allah. Anda dipersilahkan untuk mencari ayat Al-Qur’an yang memuat pernyataan ‘Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya’, maka kalimat tersebut selalu terkait dengan orang yang memang telah memilih untuk disesatkan Allah. Ada surat Ghaafir 74, Ibrahim 27, an-Nahl 93, Ghaafir 34, dan banyak lagi ayat-ayat lainnya. 

Pada ayat lain, Allah menyatakan : 

Dan Allah sekali-kali tidak akan menyesatkan suatu kaum, sesudah Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskan-Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. ‪(At-Taubah: 115) 

Pernyataan Allah ini memperkuat ayat-ayat lain bahwa memang kehendak Allah untuk menyesatkan manusia berlaku bagi manusia yang telah ‘mempersiapkan diri’ untuk disesatkan, jadi suatu kehendak yang memiliki sebab. Ketika suatu kaum atau seorang manusia yang telah diberikan petunjuk tentang jalan yang benar dan jalan yang salah, tentang ketaatan dan keingkaran, lalu memilih untuk menempuh jalan yang salah dan ingkar, maka kehendak Allah tersebut berlaku. 

Ayat-ayat ini juga memberikan kesan ; bahwa seseorang yang memilih mengambil jalan yang salah dan ingkar, ada 'peluang' untuk tetap diberikan hidayah oleh Allah sehingga selamat dari kesesatan karena ada kata 'yang dikehendaki-Nya', kalau Allah memang berkehendak untuk memberi hidayah kepada seseorang, lalu siapa yang bisa menolaknya..?? tidak ada bukan..?, apa pertimbangan Allah memutuskan hal tersebut tentu saja hanya Dia yang tahu. Namun tidak berlaku sebaliknya, ketika seseorang telah memilih dan membuka diri untuk menerima petunjuk dan hidayah Allah, maka Allah PASTI akan memberinya petunjuk, Allah sendiri telah berjanji tidak akan menyesatkan orang yang menginginkan petunjuk. 

Jawaban untuk pertanyaan ini sangat sederhana..


0 komentar: