Popular Posts
Facebook Arda Chandra
Rahmat Allah memang tidak seperti 'doorprize' yang nyata bisa kita lihat bentuknya. Kalaulah rahmat Allah tersebut diberikan dalam bentuk 'doorprize' yang diletakkan disamping pintu masjid, tentu umat akan berbondong-bondong datang kesana. Rahmat Allah hanya bisa kita rasakan dalam qalbu yang penuh iman, masuk dengan pelan-pelan kadang tidak terasa.
Maka ketika kelak di akherat, Allah memperlihatkan rahmat-Nya secara nyata kepada kita layaknya kita bisa melihat 'doorprize' di pintu masjid, orang yang di dunianya mengutamakan shalat ke masjid akan berkata :"Alhamdulillaah.., sekalipun dulu saya tidak menyaksikannya, namun sekarang saya mendapatkannya", sebaliknya bagi yang 'mengutamakan' shalat di rumah akan melontarkan penyesalan tidak bertepi :"Coba kalau dulu saya melaksanakan shalat di masjid, saya sudah mendapatkannya berlipat-lipat, bukan hanya satu saja".
Bahkan Rasulullah sampai 'gregetan' menyaksikan kelakuan umatnya ini :
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi imam bagi orang banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment