Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Kekuasaan mana yang saat ini mampu membendung banjir informasi yang terjadi di dunia internet..?? Orang bisa saja membuat perangkat lunak untuk melakukan sensor, apakah terkait dengan pornografi atau berita yang tidak diinginkan dibaca orang banyak, besok lusa para programer pasti menciptakan software baru untuk mementahkan program yang dibuat tersebut, alhasil arus informasinya tetap saja tidak bisa dibendung. Pemerintah di banyak negara bisa saja bikin aturan agar rakyatnya tidak membaca satu berita, dan mengancamnya kalau melakukan pelanggaran, lalu bagaimana mungkin menahan informasi yang bisa diakses sampai ke tempat tidur dan di kamar mandi rakyatnya..?? 

Teknologi internet adalah anugerah Allah yang besar untuk umat Islam. Saya ingat dahulu ketika internet belum ada, pikiran kita selalu digiring oleh media yang tersedia, televisi, radio, koran, film, yang dikuasai oleh satu pihak tertentu, dan yang pasti pihak tersebut adalah sesuatu yang tidak berada pada posisi yang sama dengan umat Islam. Arus informasi secara sepihak membentuk persepsi yang disesuaikan dengan keinginan mereka. Saya ingat ketika aktor Hollywood Silvester Stallone dalam Film Rambo II, menceritakan kisahnya kembali ke hutan Vietnam, ketika hendak turun dari perahu di sebuah sungai, jagoan Amerika ini menatap dingin ke arah hutan yang akan dimasukinya sambil mengeluarkan kata-kata dari mulutnya yang rada mencong :”I’am home..”. Persepsi lalu tertancap bahwa sosok tentara Amerika di Vietnam semuanya seperti si Rambo ini, saat ini di internet kita gampang menemukan catatan sejarah yang mengungkapkan bagaimana terbirit-biritnya tentara Amerika melarikan diri dari Saigon digempur pasukan Vietnam Utara. 

Dulu kita juga dibanjiri informasi soal kehebatan pasukan Israel di Palestina sehingga menimbulkan persepsi mereka tidak akan bisa dikalahkan, sekarang internet menceritakan tentara Israel yang memakai pampers tidak berani keluar dari kabin tank-nya, sementara diluar anak-anak muda Palestina berdiri gagah dengan katapel ditangan. Kita juga dengan mudah mendapatkan gambar-gambar dan film siapa sebenarnya korban ‘kegagahan’ tentara Israel tersebut, anak-anak balita Palestina tewas dibalik dinding rumahnya yang hancur kena bom. 

Demikian juga dengan pertarungan pemikiran antar agama. Dulu dengan leluasa para misionaris yang memang telah dilatih untuk mempelajari Islam, merajalela dengan penerbitan buku-buku ‘tafsir’ mereka tentang ajaran Islam tanpa pihak Muslim bisa memberikan serangan balasan. Kalaupun para ulama Muslim mampu menerbitkan buku, distribusinya pasti terhambat karena jalurnya tidak dikuasai mereka. Bahkan ketika internet baru diperkenalkan, para pemikir non-Muslim sebenarnya sudah memanfaatkan media ini, dengan penuh percaya diri mereka membuat website yang membahas ajaran Islam dan yakin akan mampu mempengaruhi keimanan umat Islam, muncul situs faithfreedom, answering-islam, dll. Kelihatannya ada kesan ‘under-estimated’ terhadap kemampuan dunia Islam untuk memberikan perlawanan. Secara perlahan umat Islam mengadakan reaksi dengan memberikan jawaban terhadap gugatan-gugatan yang disampaikan. Sekarang kita dengan mudah menemukan jawaban dan penjelasan dari pihak Islam. 

Umat Islam sebenarnya diuntungkan dengan ajaran mereka, ibarat menjual barang berkualitas baik, maka barang tersebut akan ‘self-explanatory’ menceritakan keunggulang-keunggulan yang dikandungnya. Tidak sulit memahami Islam berdasarkan akal sehat. Ketika ajarannya menyatakan Allah itu Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada yang menyerupai-Nya, orang bilang :”Anak SD-pun tau..”, memang demikian adanya. Ketika Islam menyatakan Allah Maha Pengampun dan ampunan-Nya melebihi dosa yang dilakukan seluruh umat manusia, tidak perlu harus mengorbankan diri agar dosa manusia bisa ditebus, maka pikiran yang normal akan cepat menerimanya. Tidak perlu menjadi salesman handal untuk meyakinkan orang tentang produk yang berkualitas. 

Ibarat pertandingan tinju, jaman dahulu umat Islam adalah petinju yang disuruh bertarung dengan satu tangan diikat, menghadapi lawan yang bergerak bebas dengan kedua tangannya, bahkan pihak lawan juga menguasai wasit dan juri yang akan memberikan penilaian. Maka sekarang dengan adanya internet, kita telah dianugerahi Allah ring tinju yang fair, dengan wasit dan juri yang adil, kedua tangan kitapun bebas untuk melontarkan pukulan. Musuh-musuh Islam bisa saja menyebarkan informasi melalui media massa mereka, yang selama ini mendominasi dunia, bebas melontarkan serangan untuk menggoyahkan umat Islam, namun dunia internet menjadi faktor penyeimbang dari informasi yang masuk. 

Saya sendiri ketika menonton berita televisi atau membaca koran, terutama yang terkait dengan dunia Islam, secara otomatis kemudian membuka website berita online yang berseberangan, katakanlah misalnya TVOne atau MetroTV yang sudah punya reputasi suka memojokkan sebagian ormas Islam yang mereka nilai ‘radikal’, maka langkah logis saya selanjutnya adalah membuka voa-islam, hidayatullah, eramuslim, arrahmah, dll, bukan karena saya lebih mempercayai berita yang mereka sampaikan, tapi untuk mendapatkan fakta yang diungkapkan kedua-belah pihak, lumrahnya berita yang disembunyikan salah satunya akan dibongkar oleh yang lain, berita yang diumbar oleh yang lain akan dimentahkan oleh yang satunya. Lalu tinggal pikiran logis saya untuk menilai mana fakta-fakta yang masuk akal dan mana yang tidak. 

Jelas, ini adalah anugerah Allah yang sangat berharga..


0 komentar: