Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.

Sungguh, ketika kita bicara soal sifat Allah yang Maha Pengampun, sudah tidak ada lagi kata-kata yang bisa disampaikan untuk membahas soal ini. Anda bisa membayangkan kalau anda disakiti orang lain, lalu besok lusa dia meminta maaf atas kelakuannya, sangat sulit rasanya memberikan maaf, bahkan ketika secara lisan anda menyampaikan :”Sudahlah.., tidak apa-apa, saya sudah memaafkan anda..”, namun besok lusa ketika anda teringat kembali kelakuan orang tersebut yang telah melukai anda, tetap saja rasa tidak enak muncul dalam hati, dan anda harus bersusah-payah untuk kembali melupakannya. Apalagi ketika kesalahan yang dilakukan terjadi berulang-kali, saya malah tidak yakin kalau kita sanggup untuk memberikan maaf. Apakah kita bisa membayangkan tentang ‘isi hati’ Allah ketika Dia menyatakan : 

“Wahai bani Adam, sesungguhnya selama engkau masih berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampunimu semua dosa yang ada padamu dan Aku tidak akan peduli; Wahai bani Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli; Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan seukuran bumi kemudian engkau datang menjumpai-Ku dalam keadaan tidak berbuat syirik atau menyekutukanKu dengan apapun juga, maka sungguh Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan seukuran bumi juga. [HR. at-Tirmidzi] 

Apa yang ada dalam pikiran kita ketika Allah mengatakan :

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az-Zumar: 53)


Pernyataan Allah tersebut tidak membatasi dosa yang kita lakukan hanya sekali saja, jadi bisa berkali-kali. Bayangkan…!, kita melakukan dosa, mengingkari Allah berkali-kali, dan Allah tetap saja membuka diri-Nya untuk menerima kita kembali selama kita mau melakukannya. Bukan hanya bersikap pasif menunggu datangnya manusia untuk memohon ampun dan bertaubat, bahkan Allah ‘sangat berharap’ untuk itu. Rasulullah menggambarkan bagaimana ‘isi hati’ Allah ketika menerima hamba-Nya yang datang bertaubat :”Ibarat orang yang sedang kehilangan unta di gurun pasir membawa bekal makanan dan minuman yang sangat dibutuhkan, berputus-asa terduduk dibawah pohon, lalu tiba-tiba dia menemukan kenyataan unta tersebut sudah ada disampingnya..”. Demikianlah kegembiraan Allah ketika menerima seorang hamba-Nya yang datang untuk meminta ampun dan bertaubat.

Bagaimana lagi cara kita harus membayangkan ketika Allah berkata : 


Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim No.4832)

‘Kegembiraan’ Allah juga digambarkan ketika Dia menceritakan seorang hamba yang mau bersabar menghadapi musibah, penyakit, rintangan hidup yang ditimpakan Allah baginya. Dalam kesabaran ada keikhlasan untuk memberikan pengorbanan, menanggung susah dan sakit yang dilandasi harapan semata-mata untuk ‘diperhatikan’ Allah. 

“Barang siapa yang Aku timpakan bencana kepada hamba-Ku, baik badannya [penyakit/cacat], hartanya [rugi/hilang], anaknya [sakit/mati], lalu ia menerima takdir-Ku, maka Aku enggan menimbang dosa-dosanya dan membuka buku catatan dosa-dosanya saat ia dihisab pada hari kiamat”. 

Ibarat seorang ayah menerima kedatangan anaknya yang berhasil lulus ujian seperti yang diharapkan, Dia membentangkan tangan menyambut anak tersebut :”Kemarilah nak.., aku tidak peduli lagi apapun kesalahan yang telah kamu perbuat sebelumnya..”. 

Subhanallaahh… Subhanallaaahh…

0 komentar: