Loading

Jumlah Kunjungan

Artikel Terbaru MMT

Facebook Arda Chandra

Powered by Blogger.


Seseorang pernah bercerita tentang sahabatnya yang non-Muslim.. 

"Saya memiliki sahabat karib yang bukan pemeluk Islam. Terus-terang saja, orangnya sangat baik, semua akhlak yang diajarkan dalam Islam dia praktekkan ditengah-tengah kelakuan umat Islam yang sebaliknya, lebih banyak menjalankan kehidupan bergaya orang-orang kafir. Teman saya tersebut sangat dermawan dan suka menolong, selalu tersenyum, tidak pernah menyakiti orang lain. Bahkan ketika masuk waktu shalat, malah dia yang rajin untuk mengingatkan saya. Sekalipun bukan Muslim tapi dirumahnya tersedia sajadah kalau-kalau ada temannya yang beragama Islam berkunjung kesana dan melakukan shalat". "Dalam urusan agama, dia tidak pernah meributkan ajaran agama lain, tidak mempermasalahkan dan sebaliknya juga tidak mau keyakinannya disinggung-singgung. Sahabat saya tersebut pernah berkata bahwa dia menghargai ajaran agama apapun. Kalau saya lihat, pemahamannya terhadap Islam sangat sedikit karena memang tidak berminat untuk mendalaminya".  

Orang ini lalu melanjutkan dengan pertanyaan :"Apakah orang seperti ini harus masuk neraka..?, dia sama sekali tidak memahami Islam, akhlaknya baik layaknya seorang Muslim yang mematuhi setiap aturan dalam agamanya". 

Saya sendiri mengalami hal yang serupa. Anak saya memiliki teman akrab yang rada-rada aneh, yang satu beragama Katolik dan yang satu lagi dari Saksi Jehova. Saya katakan aneh karena dilihat dari perspektif ajarannya, jangankan antara Islam dengan non-Islam, katolik dan Saksi Jehova juga tidak bisa dikatakan sebagai dua denom Kristen yang akur sekalipun sama-sama berpegang kepada alkitab. Mereka sering kumpul dan kalau pergi selalu bersama-sama, saling membantu, sangat kompak. Kalau saya perhatikan, kerukunan diantara mereka terjadi karena masing-masing tidak pernah mempermasalahkan keyakinan yang dianut pihak lain, semuanya menerima apa adanya. Sekarang ini kerukunan seperti itu harganya terasa sangat mahal, bahkan dikalangan sesama umat Islam sendiri. Saya yakin, kalau anak saya dikasih tahu tentang bagaimana nasib orang-orang kafir kelak di akhirat, dia pasti akan keberatan dan 'tidak ikhlas' melihat sahabat karibnya tersebut harus masuk neraka. 

Al-Qur'an sebenarnya 'membuka peluang' soal non-Muslim yang tidak akan dihukum di neraka karena kekafirannya, sekalipun tidak dijelaskan bagaimana Allah akan menyelamatkan mereka dari azab : 

..dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (Al-Israa' 15) 

Pemahaman ayat ini bisa dua hal, pertama, orang-orang kafir yang tidak sampai risalah Islam kepada mereka, maka tidak ada azab dan hukuman Allah. Kedua, secara tersirat merupakan pernyataan Allah bahwa Dia tidak akan membiarkan satu orangpun yang terlepas dari petunjuk-Nya. 


Sampainya risalah yang diturunkan Allah melalui para nabi dan rasul, bisa juga diartikan bahwa mungkin hal tersebut sebenarnya sudah sampai, namun telah terjadi salah pemahaman karena kebodohan, tidak mengetahui secara mendalam karena menganggap apa yang menjadi keyakinannya selama ini sudah cukup, adanya indoktrinasi pemuka agama sehingga mereka 'dilindungi' untuk mengakses sumber ajaran lain, adanya suntikan yang alah sehingga membenci Islam sampai ke ubun-ubun padahal tidak memiliki ilmu yang cukup. Sebelum peristiwa World Trade Center, boleh dikatakan mayoritas rakyat Amerika Serikat tidak tahu apa itu Islam. Gambaran tentang ajaran ini hanya sebatas suatu agama yang khusus untuk orang Arab, primitif dan terkebelakang, tidak sesuai dengan budaya barat yang sudah maju. Pemahaman mereka hanya sebatas itu, lalu bagaimana bisa kita mengatakan risalah sudah sampai sekalipun mungkin mereka bisa membeli Al-Qur'an dengan terjemahan bahasa Inggeris ditoko buku..? 

Kalau kita perhatikan ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara soal kekafiran dan mereka yang masuk neraka, Allah tidak pernah memerintahkan kita untuk menghakimi manusia secara individu. Tidak ada ayat yang 'memberi mandat' bagi kita untuk mengatakan si A adalah kafir, maka dia masuk neraka. Sebaliknya juga tidak ada ayat yang menyuruh kita untuk mengatakan :"Sekalipun kamu non-Muslim, namun bisa jadi kamu selamat masuk surga..". Ayat-ayat Al-Qur'an yang berbicara soal ini adalah suatu pernyataan yang bersifat umum, misalnya : barangsiapa yang menyembah Tuhan selain Allah maka dia kafir, atau telah kafirlah orang yang mengatakan Isa Almasih adalah Tuhan selain Allah, atau sesungguhnya orang kafir itu selalu mendustakan ayat-ayat Allah, atau orang kafir tidak percaya akan kehdupan akhirat, dll. 

Ketika Allah memerintahkan kita menyampaikan ayat-ayat tersebut, maka itulah yang seharusnya kita lakukan. Kewajiban kita adalah menyebar-luaskan risalah Allah agar apa yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW bisa sampai kepada mereka yang non-Muslim, terlepas dari bagaimana sikap dan kemampuan mereka untuk memahaminya. Kita tidak tahu tentang isi hati orang lain, katakanlah anda menyampaikan ayat 'telah kafirlah orang yang menjadikan Isa Almasih sebagai Tuhan selain Allah' kepada sahabat anda yang Kristen, anda tidak akan tahu bagaimana dia memahami ayat tersebut, bisa saja tidak mengerti, atau kemampuan intelektualnya yang berbeda, atau doktrin yang diajarkan selama ini begitu kuat berpengaruh, atau mengatakan ;"Saya tidak menyembah Yesus, tapi dia adalah firman yang hidup", atau :"Siapa bilang Yesus adalah Tuhan selain Allah, Yesus dan bapa adalah satu..". Hanya Allah yang tahu bagaimana sebenarnya konsep ketuhanan yang ada dalam kepalanya, dan sejauh mana tingkat pemahamannya tentang ketuhanan yang ada dalam ajaran Islam. 

Kewajiban untuk menyampaikan risalah tersebut harus dijalankan oleh setiap Muslim, karena anda tentu bisa membayangkan bagaimana kelak nasib anda di akhirat kalau tidak melakukannya, disaat sahabat anda yang kafir tersebut ditanya oleh malaikat :"Apakah tidak ada orang yang datang kepadamu untuk menyampaikan ayat-ayat Allah..?", lalu teman karib anda tersebut mengatakan :"Tidak tuh.., saya malah punya teman Muslim, tidak sekalipun dia memberitahukan saya kalau saya sudah tersesat..", maka dikhawatirkan anda ikut katut masuk neraka berkumpul dengan sahabat anda tersebut. 

Batas penugasan kita yang hanya sebatas menyampaikan risalah, dikonfirmasi oleh Allah dalam Al-Qur'an : 

Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab? (Az-Zumar: 37) 

Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka baginya tak ada seorangpun yang akan memberi petunjuk. (Ar-Ra'd: 33) 

Jadi, ketika anda menyampaikan risalah Islam kepada teman anda yang non-Muslim, lalu dia menangggapi :"Saya menolak..", kita tidak usah menghakiminya dengan mengatakan :"Kalau begitu kamu masuk neraka karena kafir..", memangnya anda tahu darimana dia bakalan masuk neraka..?? Biarlah itu menjadi urusan dia dengan Allah, karena memang hanya Allah yang tahu isi hatinya..



3 komentar:

Kians Lima LimaEmpat said...

Astagfirullah, hanya Allah & RasulNya yang berhak menentukan seseorang kafir atau tidak. Yang harus kita pelajari adalah indikator-indikator yang Allah sampaikan yang bagaimana yang kafir itu? Dan banyak sekali ayat-ayatnya.

Sementara untuk menyikapi hal ini, saya selaku muslim sangat keberatan jika admin berkata: "Biarlah itu menjadi urusan dia dengan Allah, karena memang hanya Allah yang tahu isi hatinya..."

Kenapa saya keberatan? Karena isinya sangat bertentangan sekali dengan Surat Al-imran ayat 18: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah islam..."

Jadi, bagi sahabat kita yang beragama kristen tentu tidak tepat jika berdiam diri, yang seharusnya dilakukan adalah hijrah ke dinul islam.

Tentang bagaimana hukum mengkafirkan, perlu ditekankan bahwa dalam islam, kita tidak diperbolehkan untuk SALING MENCELA satu sama lain, yang harus kita lakukan adalah senantiasa mengingatkannya dengan cara yang baik.

Wallahu'alam bisshawab

Unknown said...

Itulah slah satu kehebatan islam yg selalu merasa superior dr agamalain.tentang teman anda yg menghargai umat lain yg anda bilang islami kelakuannya,sy jd tertawa.kelakuan yg islami:
1.mmengkafirkanagama lain selain mislim.
2.bunuhlah kafir dimanapun kamu menemukannya.
3.hendaklah mereka menerima kekeran dari muslim.
4.tidak ada cinta kasih dalam muslim.
5.baca hadist dan sirat nabi.
6.islam tidak menghargai umat manusia,bahkan mengancam peradaban manusia.tau syariat islam????
7.islam hanya mengenal 2 istilah yakni darul islam dan darul harb yg wajib hukumnya di taklukkan.
Dan banyak lagi.

Anonymous said...

Istilah Kafir adalah adalah istilah Al Qur'an utk menyebut Non Muslim. Dia bersifat privat, artinya ekslusif antar pemeluk agama yg sama, bukan obrolan di ruang publik. seperti juga istilah serupa pada agama lainnya. Contohnya Domba yg tersesat. Itu juga privat. Sehingga seorang muslim tidak boleh tersinggung bila dirinya adalah domba tersesat, menurut perspektif Kristian. Selayaknya, sahabat Non Muslim tidak perlu marah dgn sebutan Kafir. Istilah Kafir itu identik dng istilah Non Muslim.
Islam membuka ruang besar toleransi. Kami menyebutnya M'uamalah. Interaksi Sosial Non Ibadah. Misalnya transaksi ekonomi, bertetangga, berbangsa, dll.
Semoga kita bisa saling menjaga kerukunan antara kita.